Dalam kehidupan sehari-hari,
kebutuhan akan data merupakan hal yang tak bisa terhindarkan lagi. Semua dari
hasil kerja kita pasti berupa data baik yang berupa nyata ataupun data digital.
Data digital merupakan suatu kumpulan kode yang merepresenasikan hasil kerja
kita agar bisa dibaca oleh komputer atau alat olah data kita. Untuk data
digital, pastilah memeliki suatu ukuran besar (size) yang menjadi batasannya.
Dengan size tersebut maka data digital dapat diartikan sebagai sesuatu yang
spesifik dan dapat didefinisikan bentuknya.
Data digital, memiliki kelebihan jika dibanding dengan data nyata yaitu
dapat dipakai terus menerus tanpa mengalami perusakan atau dapat disebut
memiliki kualitas yang sama. Data digital dapat digunakan terus menerus karena
dapat disimpan untuk bisa digunakan terus menerus jika disimpan di dalam alat
penyimpanan (storage). Dengan semua kemudahan dari data digital tersebut, data
digital juga memiliki suatu kekurangan yaitu dengan adanya ukuran size, maka storage(alat simpan) dari
data tersebut harus memiliki ukuran (Space Storage) yang sejumlah dengan data
yang akan disimpan. Untuk beberapa data memang masalah ini belum begitu
terlihat, tapi jika data digital yang akan disimpan terus menumpuk akibat dari
pentingya danbanyaknya tugas. Maka solusi yang biasanya diambil adalah
penghapusan data yang lama atau dengan penambahan storage baru. Memang untuk
penambahan storage baru bisa menyelamatkan data yang sudah tidak muat, tetapi
dengan begitu akan menambah jumlah limbah dan biaya yang besar.
Sebetulnya jawaban dari masalah ini sudah mulai tercetus oleh John
McCarthy pada tahun 1960-an akan tetapi pada waktu itu masih dirasakan suatu
kesuliatan untuk mewujudkan pemecahan masalah ini. Dengan perkembangan dunia
maya yang cepat seiring dengan diluncurkannya Web 2.0 maka jawaban dari masalah
storage yang selama belum bisa diatasi
dapat dipecahkan yaitu dengan Cloud Computer (Cloud Storage). Cloud Storage
merupakan layanan penyimpanan data secara Online di Storage Server, atau dengan
kata lain data kita akan disimpan pada database(storage) milik server online.
Dengan cloud storage penggunanya tidak perlu lagi untuk membawa data digital
dalam alat penyimpanan yang banyak melainkan sewaktu-waktu dapat diunduh dan
diambil lagi untuk digunakan melalaui jaringan internet untuk mengakses data di
server.
Perangkat penyimpanan data jaman dulu belumlah sepraktis sekarang. Jika
kita sekarang sudah menggunakan teknologi SSD atau Cloud sebagai tempat
penyimpanan data, pada tahun 1800an digunakanlah Punch
Card sebagai pengganti memory card
komputer.
Bentuk Punch Card ini mirip seperti kartu yang memiliki pola titik di
atasnya. Jika dimasukkan ke dalam sebuah mesin pembaca Punch Card, maka
komputer tersebut akan mengeksekusi proses yang terdapat dalam pola kartu
tersebut. Punch Card ini juga digunakan oleh Herman Hollerit untuk
menyelesaikan sensus penduduk 1890 dalam waktu satu tahun, di mana sensus
penduduk 1880 silam membutuhkan waktu 8 tahun untuk dapat selesai.
Perkembangan digital storage selanjutnya dimulai
pada tahun 1940an, di mana William Tube pertama kali dikenalkan dengan
kapasitas memori sebesar 0,0625 Kilobyte saja. Tentunya, masih sangatlah kecil
ukurannya jika dibandingkan dengan perangkat penyimpanan data jaman sekarang
yang sudah mencapai lebih dari 1 Terabyte.
Dalam waktu lebih
dari 50 tahun sejak pertama kali William Tube ini diperkenalkan,
perkembangan digital storage semakin pesat dan
maju seperti yang sudah dapat kita nikmati saat ini. Pengguna komputer tak
perlu lagi takut akan perangkat penyimpanan data yang terlalu besar ukuran
fisiknya maupun terlalu kecil untuk dapat memuat semua data yang dibutuhkan,
karena perangkat penyimpanan data di jaman modern saat ini sudah dapat memenuhi
kebutuhan para pengguna komputer.
Cloud computing adalah hasil dari evolusi bertahap di mana sebelumnya
terjadi fenomena grid computing, virtualisasi, application service provision
(ASP) dan Software as a Service (SaaS). Konsep penyatuan computing resources
melalui jaringan global sendiri dimulai pada tahun ‘60-an. Saat itu muncul
“Intergalactic computer network” oleh J.C.R. Licklider, yang bertanggung jawab
atas pembangunan ARPANET (Advanced Research Projects Agency Network) di tahun
1969. Beliau memiliki sebuah cita-cita di mana setiap manusia di dunia ini
dapat terhubung dan bisa mengakses program dan data dari situs manapun, di
manapun. Menurut Margaret Lewis, Direktur Marketing Produk AMD. “Cita-cita itu
terdengar mirip dengan apa yang kini kita disebut dengan cloud computing”. Para
pakar komputasi lainnya juga memberikan penambahan terhadap konsep ini, di
antaranya John McCarthy yang menawarkan ide mengenai jaringan komputasi yang
akan menjadi infrastruktur publik, sama seperti the service bureaus yang sudah
ada sejak tahun ‘60-an.
Semenjak tahun ‘60-an, cloud computing telah berkembang berdampingan
dengan perkembangan Internet dan Web. Namun karena terjadi perubahan teknologi
bandwidth yang cukup besar pada tahun 1990-an, maka Internet lebih dulu
berkembang dibanding cloud computing. Dan kini teryata terlihat bahwa pendorong
utama cloud computing adalah karena adanya revolusi Internet. Salah satu batu
loncatan yang cukup drastis adalah dengan adanya Salesforce.com di tahun 1999,
yang merupakan pencetus pertama aplikasi perusahaan dijalankan melalui
Internet. Perkembangan berikutnya adalah adanya Amazon Web Services di tahun
2006, di mana dengan teknologi Elastic Compute Cloud (EC2), terdapat situs
layanan web yang di komersialkan yang memungkinkan perusahaan kecil dan
individu untuk menyewa komputer atau server, agar dapat menjalankan aplikasi
komputer mereka.
Batu lompatan besar lainnya datang di tahun 2009 dengan Web 2.0 mencapai
puncaknya. Google dan lainnya memulai untuk menawarkan aplikasi browser-based
untuk perusahaan besar, seperti Google Apps. “Kontribusi yang paling penting
dari komputasi cloud adalah munculnya “killer apps” dari penguasa teknologi
seperti Microsoft dan Google. Ketika perusahaan tersebut mengirimkan layanan
dalam bentuk yang mudah untuk di konsumsi, efek penerimaannya menjadi sangat
luas”, menurut Dan Germain, Chief Technology IT provider Cobweb Solution.
“Faktor utama lainnya yang mempengaruhi berkembangnya komputasi cloud antara
lain matangnya teknologi visual, perkembangan universal banwidth berkecepatan
tinggi, dan perangkat lunak universal”, menurut Jamie Turner sang pelopor
komputasi cloud. Turner menambahkan, “cloud computing sudah menyebar luas
hingga kepada para pengguna Google Doc. Kita hanya dapat membayangkan betapa
besarnya ruang lingkup yang sudah di capai. Apa saja dapat di lakukan dan
dikirimkan melalui cloud”.
Ketika berbicara tentang sistem cloud computing, sistem ini terbagi
menjadi dua bagian: ujung depan dan ujung belakang. Mereka terhubung satu sama
lain melalui jaringan, biasanya adalah Internet. Ujung depan adalah sisi
pengguna komputer (user), atau klien (client), melihat. Bagian belakang adalah
“cloud” bagian dari sistem.
Ujung depan termasuk komputer klien (atau jaringan komputer) dan
aplikasi yang diperlukan untuk mengakses sistem komputasi awan. Tidak sistem
komputasi awan semua memiliki antarmuka pengguna yang sama. Layanan seperti
Web-based e-mail program memanfaatkan browser Web yang ada seperti Internet
Explorer atau Firefox. Sistem lain memiliki aplikasi unik yang menyediakan
akses jaringan untuk klien.
Sebuah server pusat mengelola sistem, memantau lalu lintas dan
permintaan client untuk memastikan semuanya berjalan lancar. Sistem ini
mengikuti seperangkat aturan yang disebut protokol dan menggunakan jenis khusus
dari perangkat lunak yang disebut middleware. Middleware network memungkinkan
komputer untuk berkomunikasi satu sama lain. Sebagian besar, server tidak
berjalan pada kapasitas penuh. Itu berarti ada kekuatan pemrosesan yang hasil
buangannya tidak terpakai. Maka akan memerlukan sebuah cara. Teknik ini disebut
virtualisasi server. Dengan memaksimalkan output dari setiap server,
virtualisasi server mengurangi kebutuhan pada mesin dalam bekerja.
Sebagai suatu teknologi baru pasti mengundang pro dan kontra, begitu
juga dengan cloud computing. Pro
dan kontra tersebut terjadi karena tidak lepas dari kelebihan dan kekurangan
yang ada dari system teknologi baru tersebut, berikut kelebihan dari Cloud Computing :
a. Kemudahan Akses
Ini merupakan
kelebihan yang paling menonjol dari cloud computing, yaitu kemudahan akses.
Jadi kita tidak perlu berada pada suatu computer yg sama untuk melakukan suatu
pekerjaan, karena semua aplikasi dan data kita berada pada server cloud.
b. Fleksibilitas
Hampir sama
seperti contoh di atas, data yg kita perlukan tidak harus kita simpan di dalam
harddisk atau storage computer kita. Dimanapun kita berada, asalkan terkoneksi
internet, kita bisa mengakses data kita karena berada pada server cloud
c. Penghematan (Tanpa investasi awal)
Pastinya dengan
adanya cloud computing, akan memungkinkan bagi perusahaan untuk mengurangi
infrastruktur IT yang pastinya memerlukan investasi yang besar, baik berupa
investasi hardware, software, maupun human resources nya
d. Mengubah CAPEX Menjadi OPEX
CAPEX = Capital
Expenditure (pengeluaran modal), sedangkan OPEX = Operational Expenditure
(pengeluaran modal). Seperti kelebihan sebelumnya, ini masih seputar masalah
keuangan. Jadi dengan menggunakan teknologi cloud computer ini, kita tidak
harus melakukan pengeluaran modal, sebaliknya kita hanya melakukan pengeluaran
operational
e. Lentur dan Mudah Dikembangkan
Sesuai dengan
salah 1 karakter cloud computing yaitu Rapid Elasticity, maka ini juga
merupakan salah 1 kelebihan cloud computing. Jadi customer bisa dengan mudah
menaikkan atau menurunkan resource yang dipakai, dan ini akan mempengaruhi cost
yang mereka keluarkan
f. Fokus pada bisnis bukan pada TI
Dengan
mempercayakan semua pengelolaan seputar IT pada cloud service provider, maka
kita akan lebih focus pada bisnis kita bukan pada pengelolaan IT nya.
Dengan banyaknya kelebihan di atas
Cloud Computing juga memeiliki kekurangan yaitu ketergantungan akan koneksi
Internet. Sehingga membutuhkan koneksi dengan kecepatan yang tinggi agar dapat
memanfaatkan(mengambil) file yang berukuran besar.
Gagasan penggunaan Cloud Computing ini pada dasarnya meliputi sejarah
awal penggunaan sistem cloud computing, sistem kerja yang ada pada cloud
computing, serta kelebihan yang terdapat pada cloud computing. Cloud computing
menjadi jawaban dari masalah ketidak praktisannya membawa storage devices
kemanapun anda pergi. Dengan adanya sistem Cloud Storage yang berbasis storage
online anda dapat membawa pekerjaan anda dengan mudah kemanapun anda inginkan,
asalkan terdapat jaringan internet maka kita dapat mengakses data tersebut
kapan saja, karena telah data kita telah tersimpan secara digital pada Cloud
Storage.Sistem ini dapat menunjang mobilitas kita dalam membawa data.
Gagasan cloud computing pada masa
yang seperti ini, merupakan suatu solusi cerdas dimana saat ini kebutuhan
manusia akan data dalam bentuk digital semakin banyak. Cloud computing
memberikan kemudahan bagi masyarakat umum untuk menyimpan data-data pekerjaan
mereka dengan mudah tanpa harus mengeluarkan biaya untuk membeli sebuah device
storage, karena data mereka akan disimpan secara online dalam cloud storage,
dimana data akan disimpan dalam satu server online. Dengan begini, pekerjaan
manusia akan menjadi semakin mudah, dengan kita menyimpan data pekerjaan di
salah satu server cloud storage, maka kita tidak perlu khawatir lagi ketika
kita lupa untuk membawa storage device kita, karena data pekerjaan tidak hanya akan disimpan pada
storage devices yang kita miliki, namun kita dapat menyimpan data pekerjaan
dalam cloud storage yang akan memudahkan kita ketika membawa data tersebut, dan
data tersebut akan aman. Cloud storage akan diminati oleh banyak masyarakat
dunia karena kebutuhan manusia akan data semakin meningkat, dan manusia butuh
sesuatu yang lebih praktis, maka dengan adanya cloud storage terjawab sudah
permasalahan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar