Selasa, 10 Januari 2012

tugas 1 pendidikan tinggi



1.
      Kemampuan akademis adalah kemampuan berkomunikasi secara ilmiah baik lisan maupun tuisan, menguasai peralatan analisis, maupun berpikir logis, kritis, sistematis dan analisis. Memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi, serta mampu menawarkan alternatif pemecahannya. Kemampuan akademik merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa. Kemampuan akademik mahasiswa adalah gambaran tingkat pengetahuan atau kemampuan mahasiswa terhadap suatu materi pembelajaran yang sudah dipelajari dan dapat digunakan sebagai bekal atau modal untuk memperoleh pengetahuan yang lebih luas dan kompleks lagi, maka dapat disebut sebagai kemampuan akademik (Winarni, 2006).
Lebih lanjut Nasution (1988) dalam Winarni (2006) mengemukakan bahwa secara alami dalam satu kelas kemampuan akademik mahasiswa bervariasi, jika dikelompokkan menjadi 3 kelompok, maka ada kelompok siswa berkemampuan tinggi, menengah, dan rendah. Menurut Anderson dan Pearson (1984); Nasution (1988); dan Usman (1996) dalam Winarni (2006), apabila mahasiswa memiliki tingkat kemampuan akademik berbeda kemudian diberi pengajaran yang sama, maka hasil belajar (pemahaman konsep) akan berbeda-beda sesuai dengan tingkat kemampuannya, karena hasil belajar berhubungan dengan kemampuan mahasiswa dalam mencari dan memahami materi yang dipelajari.
Herlina (2002) dalam Muniroh, dkk. (2005) menyatakan bahwa mahasiswa berkemampuan tinggi adalah sejumlah mahasiswa yang memiliki keadaan awal lebih tinggi dari rata-rata kelas. Sedangkan mahasiswa yang berkemampuan rendah adalah sejumlah mahasiswa yang memiliki keadaan awal lebih rendah atau sama dengan rata-rata kelas. Mahasiswa berkemampuan tinggi memiliki keadaan awal lebih baik daripada mahasiswa berkemampuan awal rendah. Hal ini menyebabkan mahasiswa berkemampuan tinggi memiliki rasa percaya diri yang lebih dibandingkan dengan mahasiswa yang berkemampuan rendah.
Berkaitan dengan tingkat penalaran dan pada saat pembelajaran di kelas, kelompok mahasiswa kurang pandai yang mempunyai penalaran lebih rendah memperlihatkan beberapa indikasi yang menurut Zubaidah (2000) dalam Habibah (2008) adalah sebagai berikut:
1.      mahasiswa kurang kreatif, yang nampak dari sangat jarangnya mereka mengajukan pertanyaan
2.      kalau diberi pertanyaan, jarang ada yang menjawab bahkan mereka sering tidak menjawab
3.      kalaupun ada yang menjawab, jawaban yang dilontarkan seringkali kurang didasari penalaran, sehingga nampaknya daya penalaran kurang atau belum mencapai penalaran formal
4.      konsep dasar yang sudah diperoleh sebelumnya sudah dilupakan sehingga pola belajar siswa tidak menunjukkan pola belajar konstruktivisme.

Menurut Hamalik (2001) dalam Khotimah (2007), ciri-ciri mahasiswa yang pandai adalah mempunyai energi yang lebih besar, sikap sosialnya lebih baik, aktif, lebih mampu melakukan abstraksi, lebih cepat dan lebih jelas menghayati hubungan-hubungan, bekerja atas dasar rencana dan inisiatif sendiri, suka menyelidiki yang baru dan lebih luas, lebih mantap dengan tugas-tugas rutin yang lebih sederhana, lebih cepat mempelajari proses-proses mekanis, tidak menyukai tugas-tugas yang tidak dimengerti, tidak menyukai cara hapalan dengan ingatan, percaya kepada abilitas sendiri dan cepat malas kalau diberi hal-hal yang tidak menarik minatnya. Selain itu, ia dapat menempatkan, mengatur bahan-bahan yang lebih sulit. Ia dapat membantu para mahasiswa yang lebih rendah daripada untuk menyelesaikan tugas-tugas rutin yang lebih mudah, ia dapat diberi tugas-tugas yang lebih luas dan masalah-masalah yang lebih sulit. mahaiswa ini dapat dilatih untuk mendiagnosis dirinya sendiri dan merencanakan perbaikan atas kerjanya sendiri.
Lebih lanjut Hamalik (2001) dalam Khotimah (2007) mengemukakan ciri-ciri mahasiswa yang lamban adalah sebagai berikut:
1.      belajar dalam unit-unit yang lebih singkat
2.      butuh sering diperiksa kemajuannya dan perlu banyak perhatian
3.      perbendaharaan bahasanya lebih terbatas
4.      perlu mempunyai banyak kata-kata baru untuk memperjelas pengertiannya
5.      tidak melihat adanya kesimpulan-kesimpulan atau pengertian-pengertian sesudahnya
6.      kurang memiliki abilitas kreatif dan abilitas untk merencanakan
7.      lebih lambat memperoleh keterampilan-keterampilan mekanis dan metodik
8.      lebih mudah mengerjakan tugas-tugas rutin tetapi sulit membaca dan melakukan abstraksi
9.      cepat mengambil kesimpulan tapi kurang kritis dan mudah puas dengan jawaban yang dangkal
10.  kurang senang atas kemajuan orang lain
11.  mempunyai pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan pada waktu masuk kampus, karena itu ia mudah marah, kurang percaya diri sendiri, dan lebih berminat terhadap kehidupan di luar kampus
12.  mudah terpengaruh oleh saran-saran orang lain
13.  kesulitannya dalam belajar bertumpuk-tumpuk
14.  mempunyai ruang minat yang sempit
15.  cenderung pada kegiatan-kegiatan over konvensasi
16.  mempunyai waktu yang lamban
17.  kurang mampu melihat hasil akhir dalam perbuatannya
18.  tidak dapat melihat unsur-unsur yang bersamaan di dalam beberapa situasi yang berbeda-beda
19.  daerah perhatiannya terbatas
20.  secara khusus memerlukan bukti atas kemajuan


2.      Kemampuan prefessional adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Dengan kemampuan ini, para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tinggi dalam bidang profesinya. Pengembangan Kompetensi Profesional ditulis oleh Pdt. Sentot Sadono, diterbitkan oleh Program Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Teologi Baptis Indonesia, di Semarang, tahun 2005. Buku ini bertujuan untuk membimbing pembacanya agar tetap mempertahankan profesionalismenya di tengah-tengah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pada bab 1, penulis menjelaskan tentang profesional dan kompetensi profesional. Pengertian profesional dapat dibedakan dalam dua arti: pertama, profesional adalah orang yang mengerjakan pekerjaan tertentu. Kedua, sifat cara kerja atau hasil kerja seseorang pada profesi tertentu. Sedangkan profesi adalah pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian. 
Ada tiga ancangan yang digunakan untuk mendefenisikan profesi: pertama ancangan statik yang menjelaskan definisi profesi berdasarkan ciri-cirinya. Ciri-ciri yang dimaksud adalah :
1.      mencakup pemakaian intelektual.
2.      memperoleh bahan-bahan dari sains
3.      mencakup sasaran praktis
4.      memiliki teknik yang dapat diajarkan
5.      cenderung pada pengaturan diri sendiri
6.      altruistik. 

Ciri ini dikembangkan lagi oleh Wiest dan Smith menjadi :
1.      memiliki dan memakai pengetahuan khusus
2.      anggotanya menerima tanggung jawab moral
3.      3diatur dalam perkumpulan profesional. 

Camenisch mengemukakan ciri-ciri sebagai berikut: pengetahuan dan kecakapan khusus, otonomi profesional, sasaran ekslusif, komitmen moral yang luar biasa pada minat, dan kesejahteraan klien. Ancangan ini sesuai dengan positivisme yang menekankan obyektifitas dan kepastian. 
Kedua, ancangan proses yaitu proses pendefenisian sebuah pekerjaan berdasarkan kemauan orang dalam sebuah pekerjaan untuk mengubahnya menjadi satu profesi. Hal ini terjadi karena masyarakat sangat menghargai pekerjaan tertentu dan memberikannya status dengan bayaran yang tinggi. Ancangan ini melandaskan filsafatnya pada konstruktivisme yang menekankan kerelatifan. 
Ketiga, ancangan sosio-ekonomi mengatakan bahwa setiap profesi adalah konsep rakyat yang secara historis dan nasional menjadi spesifik. Kriteria mengenai apakah sebuah pekerjaan adalah profesi sangat bergantung pada suatu bangsa atau masyarakat. Proses terbentuknya sebuah penamaan profesi ditentukan oleh masyarakat dan mereka yang mengendalikan pasar bagi layanan. Ancangan ini sesuai dengan teori kritis yang menekankan sejarah dan kelompok masyarakat. 
Nampaknya yang paling sesuai pada hemat penulis buku ini adalah ancangan sosio-ekonomi karena tidak terlalu longgar tetapi juga tidak kaku. Ancangan ini melingkupi dua ancangan pertama. Pada satu sisi ancangan ekonomi mengakui adanya ciri-ciri profesional yang ditentukan oleh masyarakat namun tidak mengakui semua pekerjaan sebagai profesi. Pada sisi lain ancangan ini menekankan proses sehingga tidak langsung mengakui adanya deprofesionalisasi dan perlunya mempertahankan keprofesionalan. Sehingga penulis buku ini mengatakan bahwa ancangan inilah yang menjadi dasar yang kuat untuk pembahasan pembaharuan kompetensi. Dasar filosofis ancangan sosio ekonomis adalah post-positivisme yang menekankan kemungkinan dan mengakui unsur subyektifitas. 
Dalam defenisi yang paling terbatas, profesi dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu pertama, keahlian khusus mengenai managerial dan profsional yang dibagi lagi menjadi keahlian khusus ekskutif, administratif, dan manejerial, serta keahlian khusus profesional. Kedua, pembantu teknis, penjualan dan administrasi.
Kompetensi profesional adalah kompetensi-kompetensi yang dimiliki seseorang untuk dapat terjun dalam tiap-tiap profesi. Atau, dalam bahasa Willis dan Dubin dikatakan bahwa kompetensi profesional mencakup kemampuan untuk berfungsi secara efektif dalam tugas-tugas yang dianggap pokok dalam profesi tertentu. Dari pengertian ini ada dua hal yang tercakup di dalamnya yaitu keahlian-keahlian khusus di bidang keilmuan dan ciri-ciri umum orang yang mengembangkan dan mempertahankan kompetensi profesional.


3.      Kemampuan personal adalah kemampuan kepribadian. Dengan kemampuan ini tenaga ahli diaharapkan memiliki pengetahuan sehingga mampu menunjukan sikap dan tingkah laku, tindakan yang mencerminkan kepribadian indonesia,memahami nilai – nilai keagamaan, kemasyarakatan dan kenegaraan, serta memiliki pandangan yang luas dan kepekaan terhadap masalah yang dihadapi oleh masyarakat indonesia.
membahas tentang kemampuan personal sama saja dengan kemampuan kepribadian, disini saya akan menjelaskan tentang kemampuan personal yang memiliki tingkah laku dan tindakan yang mencerminkan kepribadian bangsa memahami dan mengenal nilai nilai keagamaan, kemasyarakatan, dan kenegaraan serta memiliki pandangan yang luas dan kepekaan terhadap berbagai masalah.
untuk lebih lengkap saya jelaskan dari penjelesan kepribadian, yaitu Setiap individu pasti memiliki kepribadian, dan kepribadian setiap individu itu sendiri berbeda dengan individu yang lain. Cara seseorang berprilaku dan berfikir dicerminkan oleh kepribadian orang tersebut. Kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psiko-fisik indvidu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran indvidu secara khas. Terjadinya Interaksi psiko-fisik mengarahkan tingkah laku manusia. Maksud dinamis pada pengertian tersebut adalah perilaku mungkin saja berubah-ubah melalui proses pembelajaran atau melalui pengalaman-pengalaman. Seperti contoh sebelumnya seorang anak masih memiliki kepribadian yang kurang baik akan tetapi karena dia kuliah di UPI (universitas pendidikan indonesia) maka kepribadiannya akan berubah menjadi kepribadian seorang guru. dengan hal ini kepribadian merupakan potensi yang penting dalam tingkah laku seorang individu, beberapa contoh kemampuan personal yaitu :
1.      Mempunyai sifat selalu ingin menang/optimis.
Punya sikap optimis dalam menghadapi suatu masalah dengan menganggap kalau masalah tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi dan mesti diselesaikan, optimis Anda bisa menyelesaikannya. Daripada Anda sibuk mengeluh akan suatu hal yang terjadi di kantor Anda misalnya, lebih baik Anda berpikir dan mencoba langsung mempraktekkan bagaimana cara Anda menyelesaikan masalah tersebut. Pikirkan bahwa masalah yang timbul menjadi kesempatan bagi Anda untuk menunjukkan kapasitas Anda sebagai karyawan yang punya kemampuan lebih dengan memberikan performance yang baik, produktif dan bisa bekerja secara efisien dan efektif.
2.      Berkomunikasi secara efektif
Kemampuan berkomunikasi dengan baik menjadi hal yang esensial dalam berbagai hal, tentunya dalam hal bekerja pun Anda perlu mengasah kemampuan yang satu ini. Berkomunikasi yang baik dalam pekerjaan adalah bagaimana cara Anda menghilangkan gap antara Anda dengan kolega ataupun dengan anak buah, atau hanya sekedar dengan orang-orang bawahan Anda. Bagaimana caranya Anda bisa menjembatani antara Anda dengan mereka. Tak hanya itu, berkomunikasi yang baik adalah bagaimana cara Anda mengeluarkan pendapat ataupun ide Anda dengan baik, sehingga Anda bisa berlaku persuasif dan berhasil mengajak atau membuat orang yang mendengarkan mengerti apa yang Anda maksud dan mau mengikuti Anda. Komunikasi tak hanya secara verbal tetapi juga non verbal, bagaimana body language Anda, ekspresi muka, itu bisa mempunyai arti tersendiri. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah berkomunikasi yang baik adalah komunikasi yang terjadi dua arah, tak hanya Anda saja atau lawan bicara saja, tetapi Anda dan lawan bicara Anda.
3.      Punya kepercayaan diri.
Pe-de itu perlu lho! Untuk menunjukkan kemampuan Anda, diperlukan kepercayaan diri yang tinggi, meski demikian kepercayaan tersebut juga harus dibantu dengan kemampuan Anda di bidang yang Anda pilih., Percuma kan kalau Anda sudah pede tetapi ternyata kemampuan Anda di bawah rata-rata. Jangan lupa untuk tetap low profile jika memang Anda berkemampuan di atas rata-rata ataupun mendapat pujian dari atasan Anda atau dari seseorang yang mengagumi kemampuan Anda.
4.      Tunjukkan kemampuan kreativitas Anda.
Dalam pekerjaan apapun, kreativitas juga diperlukan. Dalam hal ini berpikir inovatif dan imajinatif. Tak sekedar khayalan tetapi juga bisa dipraktekkan, sehingga bukan sekedar mengeluarkan ide saja. Apalagi jika Anda bisa membuktikan karya Anda tersebut dapat menguntungkan perusahaan, tentunya mempunyai nilai tambah tersendiri bagi penilaian Anda. Jangan pernah merendahkan kemampuan Anda membuat penyelesaian dari suatu masalah. Jika Anda disodorkan masalah atau proyek, tunjukan kalau Anda bisa membuat solusi yang efektif dan sederhana. Jangan takut jika gagal, karena setidaknya Anda telah menunjukkan kalau Anda telah berusaha.
5.      Bisa menerima dan belajar dari kritik.
Kadang teori lebih mudah ketimbang mempraktekkannya. Tetapi semua masukan tersebut bagi Anda untuk melakukan perbaiki diri. Terkadang tanpa disadari Anda bersikap defensif yang menyebabkan diri Anda terlihat negatif bagi kolega yang lain. Untuk menghindarinya, Anda bisa menarik napas dan cobalah memberikan jawaban secara diplomatis, jika memang Anda terus ‘diserang’ padahal Anda merasa bahwa Anda benar, Anda bisa memberikan jawaban tanpa nada tinggi. Tak hanya menerima kritikan, tetapi Anda juga harus bisa memberikan kritik bagi orang lain. Sampaikan sesuai dengan karakternya.
6.      Bisa memotivasi diri dan lingkungan.
Jangan berharap kalau ada suatu masalah Anda akan selalu disupport dan dimotivasi orang lain, justru kalau bisa jadilah orang bisa selalu termotivasi dan bisa memotivasi orang lain untuk maju terus dan pantang menyerah. Dengan memberikan harapan (jangan harapan kosong) yangtelah diperhitungkan secara matang sebelumnya. Dari sini Anda juga belajar untuk mengasah jiwa kepemimpinan Anda untuk membimbing kolega atau anak buah Anda untuk tetap optimis dalam menghadapi masalah atau kesulitan.

7.      Bisa menjadi multitask person.
Jangan hanya terfokus pada satu pekerjaan saja, karena saat ini mau tidak mau Anda harus bisa menghadapi dan menyelesaikan beberapa jenis pekerjan yang bisa saja sangat berbeda dalam waktu yang bersamaan. Karena itu, usahakan untuk selalu membuat note-note kecil yang berisi kemajuan-kemajuan atau perubahan yang telah dibuat selama menjalankan pekerjaan tersebut, sehingga Anda tak bingung saat Anda harus switch pekerjaan yang sedang dilakukan. Buatlah laporan mingguan atau bulanan sebagai record untuk diri sendiri dan atasan, sehingga mereka tahu kalau semua pekerjaan yang Anda tangani, dikerjakan dengan baik.
8.      Dapat melihat jauh kedepan
Maksudnya dalaha berpikir lebih panjang. Usahakan untuk selalu berfikir di luar kotak (think outside the box). Jangan terpaku pada apa yang ada di depan anda, tetapi kembangkan hingga lebih jauh ke depan lagi.

Ilmu sosial dasar adalah suatu pengetahuan yang menelaah masalah - masalah sosial yang timbul dan berkembang, yang diwujudkan oleh masyarakat dengan menggunakan pengertian - pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan dalam ilmu - ilmu social. Ada 2 masalah pokok yang bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang llingkup kajian mata kuliah Ilmu Budaya Dasar , kedua masalah pokok tersebut yaitu :
·         Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (The Humanities).
·         Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing zaman dan tempat.
Menilik kedua masalah pokok diatas yang bisa dikaji dalam mata kuliah Ilmu Budaya  Dasar tersebut diatas, Nampak dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian.
Tujuan dari ilmu sosial dasar adalah :
1.      menyadari adanya kenyataan-kenyataan social dan masalah social yang ada di kalangan masyarakat ini.
2.      agar Warga Indonesia memiliki sikap dan tingkah laku yang baik dalam masyarakat. agar tidak terjadi keributan ataupun kericuhan.
3.      peka terhadap maslah-masalah social dan tanggap untuk ikut serta dalam usaha-usaha menanggulanginya.
4.      Menyadari bahwa setiap masalah sosial yang timbul dalam masyarakat selalu bersifat kompleks dan hanya dapat mendekatinya mempelajarinya secara kritis – (interdisipliner).
5.      Memahami jalan pkiran para ahli di bidang ilmu pengetahuan lain dan dapat berkomunikasi dengan mereka dalam rangka penanggulangan masalah social yang timbul dalam masyarakat.

3 kelompok besar ilmu yaitu :

1.      Ilmu – ilmu Alamiah (Natural Scince) adalah merupakan pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk di muka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip. IAD hanya mengkaji konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar yang esensial saja. Materi ilmu alamiah dasar ini tentu saja hanya bersifat dasar, umum dan pengantar yang berkenaan dengan fenomena alam dan daya fikir manusia hingga mampu memperoleh budaya modern yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya.

A.      KEUNIKAN MANUSIA
Sebagimana mahluk hidup lainnya manusia memiliki kemiripan baik secara morfologis maupun anatomis termasuk mekanisme organis yang secara signifikan memiliki kesamaan proses biologis, seperti kebutuhan makan/minim (nutrisi), kebutuhan bernapas (respirasi), berkembang biak (reprodukksi), menerima rangsang (iritabilitasi), bergerak dan lain-lain yang merupakan ciri-ciri mahluk hidup (biotis). Tetapi dibanding mahluk lain, manusia memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh mahluk lainnya yakni rasa ingin tahuannya (kutriositas) mengalami perkembangan yang signifikan yaitu apa yang disebut dengan daya fikir (budi daya).
Secara fisik manusia memiliki banyak kelemahan dibanding mahluk lain, seperti gajah dapat mengangkat benda yang berat yang tidak dapat diangkat oleh manusia, kuda, harimau dapat berlari kencang, bahkan dengan nyamuk yang kecil sekalipun manusia masih lebih lemah karena hanya dengan gigitannya ( nyamuk anofeles/malaria) manusia bisa sakit bahkan dapat mengakibatkan kematian. Tetapi karena manusia dilengkapi radar berfikir maka manusia dengan kekuatan fikirnya mampu mengembangklan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan ilmu dan teknologi itulah manusia dapat menaklukan berbagai kekuatan yang dimilki oleh mahluk lain (hewan), teknologi dapat mengangkat beban yang lebih berat, gerak lari mobil, pesawat lebih kencang disbanding kuda dan harimau. Dengan demikian keunikan dan keunggulan manusia dibanding dengan mahluk lainnya adalah terletak pada daya fikirnya.
B.      KURIOSITAS (RASA INGIN TAHU)
Berbeda dengan mahluk lainnya manusia selalu serba ingin tahu terhadap berbagai fenomena alam yang dialaminya, manusia selalu bertanya ada apa ? (jika terjadi gempa bumi, gunung meletus, banjir bandang atau gejala alam lainnya khususnya membuat mereka cemas) hal ini merupakan daya rangsang yang diteruskan pada daya fikir sehingga munculah pertanyaan ada apa?, setelah tahu bahkan manusia terus bertanya lebih jauh lagi, Bagaimana ? dan seterusnya akan bertanya mengapa ? pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan pisau-pisau untuk menoreh pengetahuan walaupun secara sederhana dan bersifat indrawi. Sementara mahluk lain dalam memenuhi kebutuhan dan kelangsungan hidupnya hanya mengandalkan naluriah (instink) belaka sementara Asimov menyebutnya idle curiosity yang sifatnya tetap tidak berkembang sepanjang jaman contohnya sarang burung manyar mungkin yang tercanggih dibanding burung lainnya, tetapi sejak dulu sampai saat ini sarang burung manyar konstruksi dan motivnya tetap begitu saja, berbeda dengan manusia dulu pada zaman primitif manusia hidup digua-gua, berubah menjadi rumah sederhana, dengan ilmu dan teknologi manusia dapat membangun rumah-rumah modern pencakar langit, artinya manusia memiliki rasa ingin tahu yang berubah menjadi daya piker yang dapat berkembang sepanjang jaman sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya yang tidak pernah puas maka manusia terus berupaya mencari dan menemukan sesuatu yang dapat memudahkan dan menyenangkan dalam hidupnya.
C.      PERKEMBANGAN POLA FIKIR MANUSIA
Seperti dijelaskan dimuka bahwa rasa ingin tahu manusia terus berkembang memalui pengamatan dan pengalaman indrawi sehingga mampu menemukan apa yang diinginkannya, tetapi karena memang manusia adalah mahluk yang tidak mudah puas dengan apa yang telah mereka ketahui bahkan sering menemukan jawaban-jawaban yang tidak dapat memecahkan masalah dan tidak memuaskan dirinya, pada masa kuno sering mereka mencoba mencari-cari jawaban dengan me-reka- reka bahasa untuk memuaskan dirinya terhadap fenomena alam yang dilihat, dirasakan, didengar maupun dicium oleh mereka. Misalnya apa pelangi itu ? Sebenarnya mereka tidak mampu menjawab atas pertanyaan itu, tetapi untuk kepuasan maka mereka mencoba mencari-carai jawaban yang sekiranya dapat memuaskan baik bagi dirinya maupun orang lain, sehingga mereka menjawab bahwa pelangi itu adalah selendang bidadariyang sedang mandi, dari jawaban tersebut muncul pengetahuan baru yakni bidadari. Selanjutnya tetang pertanyaan mengapa gunung meletus ? sekali lagi mereka tidak mampu menjawab tapi dengan alasan kepuasan mereka menjawab gunung itu meletus karena yang punya gunung sedang marah, dari jawaban itu munculah pengetrahuan baru yang punya gunung, sehingga mereka memperluas pengetahuannya dengan anggapan segala sesuatu itu ada yang punya, mereka percaya kalau laut itu ada yang punya, angin ada yang punya, pohon besar ada yang punya dan lain-lain. Oleh karenanya untuk menghilangkan rasa kecemasan dari yang punya gunung, laut, pohon besar dan lainnya tidak marah maka mereka melakukan upacara ritual baik dengan cara membaca mantera-mantera, gerakan-gerakan tarian, penyajian sesajen dan lain-lain. Pengetahuan-pengetahuan itu merupakan penggabungan dari pengalaman-pengalaman indrawi dan kepercayaan dan disebut dengan mitos. Cerita-cerita mitos itu disebut legenda. Mengapa mitos dapat diterima pada saat itu sebagai suatu kebenaran hal ini karena dilatarbelakangi oleh keterbatasan indrawi keterbatasan penalaran dan hasrat ingin tahunya yang segera ingin dipenuhi.

2.      Ilmu – ilmu sosial (social scince) atau ilmu pengetahuan sosial merupakan sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek – aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. Ilmu ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan metode ilmiah dalam mempelajari manusian, termasuk kuantitatif dan kualitatif. Berikut dasar metode yang digunakan dalam ilmu sosial :
1.      Prosesnya bersifat objective
2.      Tidak ada bias interprestasi terhadap hasil penelitian
3.      Ada dokumentasi, pengarsipan, dan memberi peluang bagi peniliti lain untuk mengaksesdata yang digunakan dan metodologi
4.      Memberi kesempatan yang lain memproduksi penelitian
5.      Ada realiabilitas

3.      Pengetahuan Budaya (the humanities) bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan – kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode pengungkapan peristiwa – peristiwa dan kenyataan-penyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar